Desain Rizanah Salma Afifah
Dulu, terjadi perdebatan yang panjang berkaitan dengan batik. Lima tahun telah berlalu. Tanggal 2 Oktober 2009 menjadi sejarah kebudayaan Indonesia di mana batik telah diakui sebagai sebuah Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Lebih detail lagi, setelah kita sudah mendapatkan pengakuan itu, bagaimana cara kita untuk tetap menjaga warisan budaya itu dengan sebaik-baiknya.
Sifat optimisme terpelihara sampai sekarang ini. Masyarakat dari berbagai kalangan sekarang banyak yang gemar mengenakan batik. Mulai dari pegawai, karyawan swasta, guru, sampai dengan para penjaga warteg di kota-kota besar menggemarinya. Semua itu dilakukan untuk menjaga warisan budaya yang luhur ini.
Belakangan, berbagai kegiatan juga banyak diadakan sebagai wujud pemeliharaan dan pengembangan batik. Salah satunya adalah event yang diadakan oleh Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia untuk memperingati Hari Batik Nasional 2 Oktober 2014 ini. Event ini diikuti oleh sekolah-sekolah dan madrasah dari seluruh negeri. Berbagai rancangan tekstil batik tradisional banyak bermunculan. Tak terkecuali mahakarya yang dikirim oleh siswi MTs. Salafiyah, Kajen. Rancangan batik unik yang diusung oleh Rizanah ini menjadi pemenang pertama pada event tersebut. Karya ini dipilih karena perpaduan antara seni, kreatif, dan kesesuaian tema sangat erat.
Santriwati belia yang bernama lengkap Rizanah Salma Afifah ini sekarang sedang duduk di kelas IX MTs. Salafiyah, Kajen. Dia sebelumnya tak menyangka bahwa karyanyalah yang akan menjadi pemenang pertama di event tersebut. Event yang diusung dan dikemas apik itu diikuti oleh ratusan atau bahkan sampai ribuan peserta. Panitianya sangat selektif dalam menilai karya-karya yang dikirim oleh anak-anak bangsa tersebut. Alhasil, terpilihlah empat karya terbaik. Empat karya tersebut di antaranya dirancang oleh Rizanah (MTs. Salafiyah) Kajen, Pati, Jateng, Erasmus Abit (SMPN) Mowol, NTT, Dian Wirdani (SMPN) 2 Sukalarang, Jawa Barat, dan Dian Fauziah Bahazaz (MTs. Asysyifaa) Cidolog.
Nguri-uri Kebudayaan
Tepat tanggal 2 Otober masyarakat Indonesia harus berbangga. Betapa tidak? Karena di hari itu wajib bagi kita menunjukkan kepada dunia bahwa batik merupakan ciri khas dari suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
Batik merupakan hasil representatif nilai ideologi bangsa berdasarkan seni leluhur yang turun temurun. Warisan budaya yang sebelumnya ditransformasikan nilainya secara turun-temurun dan menjadi sebuah mata pencaharian utama bagi rakyat. Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana transformasi nilai tetap terjaga dalam dunia modern yang penuh dengan problematika, sehingga budaya ini tetap lestari.
Budaya dan nilai bukan hanya sekadar menjadi simbol melainkan perlu adanya konsep yang logis dan dinamis agar tetap tersalurkan ke dunia Internasional. Perlu adanya kebanggaan bagi bangsa atas budaya dan kesenian yang dimilikinya. Tidak hanya mengenal tetapi mampu melakukan, melestarikan, dan mempromosikan.
Sekali lagi, selamat kepada Rizanah. Lewat karyamu mata kami jadi lebih terbuka. Kebudayaan tidak hanya simbol semata, sebagai pakaian atau kain panjang namun juga sebagai nilai dan karakteristik bangsa yang luhur. Selamat juga kepada Erasmus Abit dari SMPN Mowol, NTT, sebagai juara 2, dan Dian Wirdani dari SMPN 2 Sukalarang, Jawa Barat, sebagai juara 3.
Desain (Erasmus Abit, SMPN Mowol, NTT)
Desain (Dian Wirdani, SMPN 2 Sukalarang, Jawa Barat)
Desain Dian Fauziah Bahazaz, (MTs. Asysyifaa, Cidolog)
(Red./MTs./SLF)
Diunggah pada: 29/10/2014