Pemuda yang berani seperti Bung Karno adalah seorang pemuda yang dapat mengubah dunia. Beri aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia. Merupakan kalimat legendaris yang pernah dipekikkan Sang Proklamator di mimbar pidato. Semangat itu pula sedianya yang ingin dikobarkan kembali agar dapat menjadi prinsip fundamental bagi anak-anak didik Madrasah Tsanawiyah Salafiyah.
“Bung Karno itu idola saya. Kenapa? Jelas, karena beliau adalah pemuda yang revolusioner,” ujar Bapak Kepala Madrasah, Kiai Ahmad Ruman Masyfu’ S.H., M.Si., ketika memberikan pidato sambutan.
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada (27/10) pagi yang cerah, Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Kajen, Margoyoso, Pati, menggelar pentas para siswa dan siswi. Pentas tersebut sekaligus sebagai ajang pemanasan sebelum tampil di PORSEMA tingkat Kabupaten pada November mendatang. Harapan utamanya dapat menjadi pengobar semangat untuk para calon peserta yang telah diseleksi.
Acara berlangsung meriah dengan pementasan yang ditampilkan. Gemuruh dan sorak sorai hampir tidak ada putusnya. Tercatat sebanyak 10 penampilan dengan rincian 8 penampilan di cabang seni untuk persiapan PORSEMA dan 2 penampilan tambahan dari anak-anak teater baik putra maupun putri.
Pentas Gelar Karya Siswa juga menjadi sarana melatih mentalitas berani tampil dan unjuk gigi bagi anak-anak madrasah. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kiai Ahmad Ruman Masyfu’ S.H., M.Si., bahwasannya di dalam Alquran juga disebutkan sosok pemuda yang diangkat oleh Allah S.W.T. menjadi Nabi Ulul Azmi, yaitu Ibrahim A.S. pada masa mudanya dikenal berani, kritis, dan revolusioner. Selain itu, beliau menjelaskan tentang kata Fatayat yang memiliki arti pemudi, diambil dari bahasa Arab. Fatayat sendiri merupakan organisasi wanita Nahdlatul Ulama yang menjadi satu ruang pergerakan para satriwati loyal dan banyak memberi sumbangsih bagi kemajuan Indonesia.
“Ini yang paling penting direnungkan, bahwa pemuda dan pemudi Indonesia punya sumbangsih besar untuk kemerdekaan. Jadi pesan saya, bergiatlah sebagai pemuda dan pemudi bangsa, jangan malas! Apalagi kalau ada yang ikut KPS/KPPS kemudian IPNU/IPPNU itu saya sangat suka karena bermanfaat,” ucap Bapak Kepala Madrasah ketika mengakhiri pidato.
Sementara Auria Nathaniya Nahwa siswi kelas VII K menyampaikan pandangannya mengenai hari sumpah pemuda. Bagi Nahwa, sumpah pemuda adalah momen penting di mana para pemuda bangsa mengucapkan sumpah untuk mencintai Indonesia seutuh-utuhnya. Dia juga menjelaskan bangga terhadap budaya yang dimiliki Indonesia.
“Saling menghargai perbedaan, entah apa pun suku kita, itu teramat penting,” kata Nahwa. Tidak ketinggalan dia juga mengungkapkan betapa seru dan menyenangkannya Gelar Karya Siswa kali ini. Menyaksikan perform istimewa dari teman-teman sembari belajar sejarah.