Pendampingan Implementasi Kurikulum Merdeka oleh Staf Kasi Penmad dan Pengawas

Kurikulum Merdeka menguatkan pada sistem pembelajaran guru dan murid untuk saling bersinergi. Sementara Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan bentuk dari fasilitas Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang ditujukan kepada semua elemen tenaga pengajar untuk mempersiapkan keterlibatannya dalam Kurikulum Merdeka. MTs. Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati, sendiri yang masuk dalam kategori jenjang sekolah menengah atau fase D menerapkan Kurikulum Merdeka di beberapa lini sistem pembelajaran.

Sabtu (23/7) pagi bertempat di Aula MTs. Salafiyah segenap Staf Pengajar madrasah dibimbing oleh Bapak Kepala Madrasah, Kiai Ahmad Ruman Masyfu’, S.H., M.Si. menggelar seminar interaktif bersama Pengawas Kurikulum dari Kemenag Kabupaten Pati. Bertajuk “Pendampingan IKM oleh Pengawas” acara pendampingan diisi saudara Heri Suherman, S.Pd. dan Muhammad Muhadi, S.Pd., M.Pd. kurang lebih selama 120 menit. Baik guru maupun pengawas saling berbagi mengenai kondisi penerapan Kurikulum Merdeka.

“Semua mata pelajaran (mapel), terutama mapel keagamaan sudah punya struktur. PAI dan Bahasa Arab juga sudah ada. MYRES itu nanti jadi produk,” ujar Bapak Muhadi ketika menjelaskan ke forum terkait penerapan kurikulum.

Muhammad Muhadi, S.Pd., M.Pd. juga menguraikan bahwasannya tugas pertama untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka mengelompokkan anak didik ke dalam sebuah fase tertentu. “Anak-anak itu tidak sama, ada yang lihai numerasi, ada juga yang ternyata jago di ranah literasi,” ucap beliau, melanjutkan.

Pengembangan kurikulum diterapkan per-mata pelajaran namun kelak akan saling dikolaborasikan. Semisal sebuah materi di pelajaran IPA yang membahas tentang persemaian sebuah tumbuhan, diteruskan dengan cara menerapkannya ke materi teks prosedur di pelajaran Bahasa Indonesia. Memuat objek yang sama tetapi dibahas dalam materi di mata pelajaran yang berbeda.

Pihak pengawas juga mengingatkan sekaligus mengajak Staf Pengajar bersama-sama melakukan “log in” akun. Platform Merdeka Belajar yang telah disiapkan pemerintah, masing-masing dibagi antara belajar.id bagi sekolah negeri dan madrasahebat.id bagi madrasah. Selain itu dalam Kurikulum Merdeka para Staf Pengajar dapat menambah jaringan ke Komunitas Belajar yang sudah tersedia di platform.

Kembali ke dasar kenapa kurikulum ini diterapkan. Sebenarnya Merdeka Belajar memang diharapkan agar cara belajar dari para murid lebih menyenangkan. Mereka mampu mengembangkan secara lebih bebas kreativitas dari apa yang telah diperoleh dalam proses pembelajaran. Berpribadi cerdas lagi inovatif.


Penulis: Resza Mustafa, S.S. (Guru Mapel Bahasa Indonesia dan Pembimbing Jurnalistik MTs. Salafiyah)