Sebanyak 40 siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Kajen, Pati, mengunjungi Perpustakaan Kabupaten Pati dan Museum Gedung Juang. Tepatnya pada Kamis (24/10) pagi suasana belajar yang menyenangkan berlangsung tanpa kendala. Setibanya di Gedung Perpustakaan Kabupaten Pati, tim Lembaga Pers Siswa At-tatsqif dan teman-teman Akademik Riset langsung mendapatkan materi tentang seluk-beluk Perpustakaan Kabupaten Pati dan Museum Gedung Juang di Ruang Audio Visual oleh pegawai Dinas Arpus Pati. Setelah materi dirasa cukup kemudian kegiatan dilanjutkan dengan berpindah lokasi di Museum Gedung Juang.
“Secara rutin, pengunjung Perpustakaan Kabupaten Pati, menurut audit data dari aplikasi kurang lebih ada 30 sampai 40 orang (pihak eksternal) per hari. Kebanyakan dari kalangan mahasiswa. Keperluannya mencari literatur untuk mengerjakan tugas,” ujar Bapak Puguh Saefullah, S.Sos. yang merupakan Pegawai Dinas Perpustakaan Kabupaten Pati.
Selain meminjam buku secara langsung di tempat, Perpustakaan Kabupaten Pati juga menyediakan sistem digital melalui aplikasi iPati-Pintar. Aplikasi tersebut selain tersedia di Playstore juga ada dalam bentuk website yang mudah diakses. iPati-Pintar menyimpan sebanyak 33.000 koleksi buku.
Menurut Pak Puguh, guna memikat hati para generasi muda di Kabupaten Pati, Dinas Perpustakaan memiliki sebuah motto bahwa semua hal yang dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan hidup ada di dalam sebuah buku. Sedangkan buku tempatnya ada di perpustakaan, tentu apabila ingin menyelesaikan suatu masalah, berkunjung ke perpustakaan adalah solusi yang realistis. Selain itu akan muncul suatu motivasi tersendiri ketika kegiatan membaca buku harus terbatasi dengan jangka waktu.
Sementara itu tak kalah dengan Perpustakaan Pati, Museum Gedung Juang juga menyajikan banyak pengetahuan utamanya tentang arsip sejarah Kabupaten Pati tercinta. “Tepatnya dalam Museum Gedung Juang terdapat arsip-arsip yang mengenalkan dan menjelaskan sejarah Kabupaten Pati,” kata Bapak Gunawan Setiya Utama, S.S.T.Ars. menuturkan.
Gedung yang berdiri sejak tahun 1900 tersebut merupakan salah satu tempat peninggalan zaman kolonial Belanda yang masih asli bentuk bangunannya di Kabupaten Pati. Ketika pertama kali dibangun, Gedung Juang yang bernama Societat Soekarame difungsikan sebagai tempat berkumpulnya para bangsawan dan pejabat kolonial Belanda berkumpul. Para elite kolonial mengadakan pesta dansa dan nonton film bioskop.
“Baru dinamakan Gedung Juang pada masa perang kemerdekaan tepatnya sekitar tahun 1947-1948. Karena Belanda orangnya pintar tentang pengetahuan arsitektur jadi bangunan gedung dapat utuh bertahan sampai sekarang,” ucap Bapak Gunawan.
Sekarang Gedung Juang difungsikan menjadi museum tempat penyimpanan arsip foto-foto bersejarah Kabupaten Pati. Terdapat banyak koleksi foto terkait bangunan-bangunan ikonik tempo dulu yang ada di Pati, seperti Kantor Pos, Masjid Baitunnur, dan Penthol Godi (Batas Kota). Tidak hanya itu, ada juga foto-foto jadul seperti Sekolah Rakyat, momen penobatan Sunan Amangkurat V, jenis-jenis motif batik khas Pati, suasana era revolusi, dan tokoh-tokoh pahlawan pergerakan serta pejuang Kabupaten Pati.
(Tim Redaksi LPS At-tatsqif)