Puisi: Helyatul Faadiyah (IX F)
Inilah negeriku Indonesia.
Sang zamrud khatulistiwa.
Pusaka abadi nan jaya.
Hamparan subur nan makmur oleh sang pencipta.
Laksana permadani surga yang perwira.
Indonesiaku terlahir 77 tahun yang lalu.
Tekad para santri untuk mempertahankan Indonesia dan agama.
Berjuta jiwa nan raga terkorbankan.
Demi utuhnya kembali bangsa Indonesia.
Begitu banyak darah merah yang tertumpah, tercucur, dan tercecer di tanah nusantara.
Dengan berpegang teguh pada ajaran sang kyai Nahdlatul Ulama.
Indonesiaku.
Harga matiku.
Rela berkorbanku.
Tuk kibarkan sang saka merah berani nan putih suci.
Di bawah naungan keberagaman budaya dan agama.
Kan kukobarkan semangat jiwa pancasila Nahdlatul Ulama dalam dada.
Bersatu padu membangun bangsa Bhinneka Tunggal Ika.
Walau berbeda-beda tapi kita tetap satu jua.
Indonesia dan Nahdlatul Ulama.
Panji-panji alquran beserta ayat-ayat pancasila.
Yang bersatu padu memuji kebesaran sang pencipta.
Nahdlatul Ulama benteng pertahanan Indonesia.
Dengan tujuan mulia menegakkan agama.
Terukir keikhlasan di setiap langkahnya.
Dengan dikumandangkan takbir.
Allahu akbar!
Allahu akbar!
Allahu akbar!
*Dibuat dan diajukan dalam seleksi Lomba Cipta dan Baca Puisi Porsema Kabupaten Pati tahun 2022.