Sejarah MTs
S
MTs Salafiyah berdiri pada tanggal 01 Januari 1954 oleh K.H.
Baedlowi Sirodj yang merupakan pengembangan dari Pondok Kajen Wetan Banon yang
berdiri mulai tahun 1902 oleh K.H. Sirodj. Saat awal berdirinya, Madrasah ini
berfungsi sebagai perlengkapan diri pengajaran agama pesantren dengan
pengelolaan model salaf. Seiring pengembangannya saat ini MTs Salafiyah dengan
jumlah siswa +1.291, meski tetap mengambil pendidikan model salaf, Salafiyah
tetap dinamis menyikapi perubahan yang terjadi. Hal ini disampaikan dengan
materi pendidikan modern dengan tetap tidak meninggalkan kitab kuning, sehingga
dapat menghasilkan manusia yang dapat melihat, membaca, dan menjawab
perkembangan serta perubahan zaman (IPTEK) dalam hubungannya dengan Al Qur’an
dan Al Hadits sebagai pedoman hidup.
Atas dasar itulah didirikan Pondok Pesantren Kajen Wetan Banon pada
tanggal 12 Mei 1902 M, diprakarsai oleh K.H. Siradj Kajen yang di kemudian hari
dikenal dengan nama TPTH (Taman Pendidikan Tamrinul Huda) Kajen Timur.
Pondok Persantren tersebut, langsung diasuh oleh beliau K.H. Siradj
sendiri, dalam hal ini beliau berusaha keras tanpa menghitung laba dan rugi
menurut ukuran materi dalam mengemban amanat Allah Swt., ialah kewajiban amar
ma’ruf nahi mungkar dengan jalan mendidik dan mengajar bagi mereka yang
membutuhkan.
Sementara putera-puteri beliau dititipkan untuk menyelesaikan
pelajaran di berbagai pondok pesantren sekitar Pulau Jawa, kemudian melanjutkan
studinya di Makkah Al-Mukarromah. Sekitar tahun 1925 M setelah pulang ke tanah
air, putra-putranya mulai aktif membantu ayahnya mengajar pondok pesantren
tersebut. Alhasil, sedikit banyak dapat mencetak kader-kader Islam yang militan
dan bertanggung jawab sebagai muslim yang solih. Beliau K.H. Sirodj meninggal
dunia pada tahun 1928 M/1347 H, (hari Kamis sore pukul 17.30 WIB, tanggal 20
Robi’ul Awal 1347 H), meninggalkan 4 putera dan 9 puteri.
Sesuai dengan perkembangan pendidikan/pengajaran di tanah air, maka
perlu kiranya didirikan lembaga pendidikan yang sistematis dan terorganisasi. Maka
kemudian didirikanlah madrasah yang diberi nama Salafiyah yang langsung
dipimpin oleh putera beliau yaitu K.H. Hambali (1935-1942). Selanjutnya, sejak
masa pendudukan fasis militer Jepang (1942) madrasah ditutup sementara, serta
merta penutupan madrasah tersebut, beliau KH. Hambali meninggalkan desa Kajen
dan pindah ke desa Jekulo-Kudus. Di sana beliau juga membuka pondok pesantren
baru, dan pada tahun 1955 beliau mendirikan pula madrasah yang juga diberi nama
Salafiyah.
Adapun setelah kondisi tanah air mereda Madrasah Salafiyah Kajen
dizinkan dibuka kembali, dan langsung dipimpin oleh K.H. Baidlowi Siradj dengan
dibantu para angkatan mudanya. Sesuai dengan perkembangan lembaga pendidikan di
Indonesia disertai juga ketekunan dari pamong-pamong madrasah tersebut, mulai
tahun 1948 Madrasah Salafiyah sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah dan pada
tahun 1950 mendapat bantuan tenaga pengajar dan alat alat sekolah.
Pada tahun 1956 Madrasah Salafiyah dapat maju selangkah dengan
didirikannya Madrasah Salafiyah Tingkat Tsanawiyah tiga tahun, dan pada tahun
1958 telah mendapat pengakuan dari Pemerintah. Pada tahun 1959 Madrasah
Salafiyah menerima piagam (pengakuan wajib belajar) dari pemerintah dalam hal
ini Departemen Agama Republik Indonesia.
Pada tahun 1973 maju selangkah lagi dengan didirikannya Madrasah
Salafiyah Tingkat Tsanawiyah tiga tahun, dan pada tahun 1975 menerima Surat
Pengesahan Perguruan Agama Islam dari Pemerintah nomor : K/127/III/’75.
Pada tahun 1981 (tanggal 2 Februari 1981) lembaga tersebut dijadikan Yayasan
“As-Salafiyah” yang kedudukannya tetap berpusat di Kajen Margoyoso Pati,
tepatnya berlokasi di RT 1/RW I Kajen Timur, Kec. Margoyoso, Kab. Pati-Jawa
Tengah. Untuk menyesuaikan Undang-Undang Yayasan yang baru, maka pada tangal 2
Februari 2008 berubah nama menjadi “Yayasan Salafiyah Kajen”.